Sesuap cerita untuk ku.
Jawabanku adalah “Melengkapi”. Dimana satu sama lain dapat mengisi
kekurangan masing-masing. Dengan begitu tak akan ada kebencian yang muncul.
Secara otomatis akan saling mengerti, memahami ketidak sempurnaan itu. Why?
Karena mereka sadar bahwa mereka berdua adalah satu, jika salah satu membuat
kesalahan maka hakikatnya dia sendiri lah yang membuat salah tersebut.
Jika mereka menyakiti maka hakikatnya mereka menyakiti diri mereka sendiri. Dengan begitu akan mudah untuk saling mema’afkan. Inilah wejangan yang pernah ku dengar dari Ustadz tersohor yang ku lupa siapa,,,he. “Jika masalah mulai hadir entah itu salah siapa, cobalah untuk mema’afkan. Maka segalanya akan lebih mudah”.
Jika mereka menyakiti maka hakikatnya mereka menyakiti diri mereka sendiri. Dengan begitu akan mudah untuk saling mema’afkan. Inilah wejangan yang pernah ku dengar dari Ustadz tersohor yang ku lupa siapa,,,he. “Jika masalah mulai hadir entah itu salah siapa, cobalah untuk mema’afkan. Maka segalanya akan lebih mudah”.
Menjadi pelangi bukan berarti mampu mewarnai. Karena pelangi hadir
sebagai pewarna kemurungan yang telah lalu (walah sok puitis ya gua,,,hehe…gk
pp lah ge boring ne mo final,,,tktkt). Di awal ku nulis jawabanku. Emang ad
yang nanya gitu? and apa coba pertanyaanya? Pengen tahu ya? Pengen tahu z ato
pengen tahu banget nich? (biarkanlah aku dengan kelebaianku,,,,hakcing). Itu
adalah jawabanku ketika aku sendiri bertanya pada diriku sendiri (banyak hamil
kata “sendiri” ya,,,gubrak) tentang apa yang bisa mewakili cinta sejati dengan
satu kata. Itulah jawabanku.
Hem,, sebentar. Daya hayalku mulai bergeming lagi neh.
Kepercayaan
Apa yang kau tahu dengan kata percaya?
Tak banyak yang ku tahu tentang kata itu, selain tahu
Ada pengalaman pahit dengan kepercayaan
Dimana, kepercayaanku tercabik-cabik oleh mulut manis
Mulut manis siapa?
Pengen tahu banget sih, rahasia donk,,,he
Loh ya gk jadi puitis donk ceritanya kalau ada candanya gene
Kenangan akan tetap menjadi kenangan
Biarkan terkubur bersama lembaran baru yang terus terbuka
Itulah yang kupikirkan
Seindah apapun kenangan itu, mereka hanyalah penyedap rasa di waktu itu
So, aku lebih suka indahnya mimpi yang akan terus ku kejar.
Sebenarnya apa sih tema tulisan ini fy? Ngalor ngidul gak nemu
ujungnya,,,he.
Ya wes lah. Aku cukup lega dengan ini.
Comments
Post a Comment
Terimakasih sudah berkunjung dan meninggalkan pesan