Jalan Setapak
Bismika Allahumma ahya wa bismika amuut
Do’a ini dalam tiga hari tiga malam lalu singgah di inbox ku tanpa ada perubahan format
Sedikitpun,
“?”
Dengan tanda ini ku menjawab nya sekedar ingin tahu siapakah orang yang ada di balik monitor hape itu, lima menit ku coba bertahan, berharap seseorang pemilik nomor misterius itu memberi jawaban atas rasa penasaran ini, namun kantuk telah menghampiri mulai tadi hingga ku jumpai selulerku di kala fajar ,tak ada tanda adanya jawaban pesan.
“ahh”,,,,siapapun kamu kecil-besar,muda-tua  kurus ataupun gemuk, ku ucapkan terimakasih telah membantuku mengingat untuk memohon perlindungan dari_Nya.
“Dengan menyebut asma Allah yang Maha menghidupkan dan dengan asma_Nya pula aku mati.
                                                                 ***
Hari yang paling kusuka adalah hari sabtu, mengapa??karena ingin menyambut hari minggu,,*_@,,hehe (alasan yang sama sekali tadak berfilsafat)
Hari ini aku berencana untuk pergi ke perpus yang ada di ujung kampus, sekitar dua jam aku berada disana membolak-balikkan susunan buku di box bagian sastra, sesekali duduk untuk merefreshkan kaki yang sudah lama berdiri.
“uufffff”,,,,susah sekali menemukan buku itu, ku putuskan pencarian buku itu
 sampai disini dulu,
Di perjalanan pulang, Saat itu matahari sudah terik menusuk di jalan ini, jalan yang setiap hari ku gunakan untuk pulang pergi kos-kampus, tak terlalu besar hanya berukuran tak kurang dari satu meter harus berbagi ketika berpapasan dengan orang yang juga menikmati jalan ini dan tiba-tiba ada seseorang yang mengucapkan
“Assalamualaikum,,”
“Wa’alaikumsallam,,” ????mencoba membuka lembaran memori orang yang ku kenal dan tahi lalat di dagu itu mengingatkan ku pada seseorang, seseorang itu adalah
“ahmad,,????”
“iya sa,,,long time not see”
“,,,,kamu???beneran Ahmad??”
“He’em ,,,,apa ada sesuatu yang aneh dengan ku sa,,??”
“Iya,,ehhh,,,,,maksudku” (garuk-garuk kepala yang tak gatal,,,,,,sebenarnya iya,,,, Ahmad yang ku kenal dulu teman satu opesa di masa orientasi kampus, sangat jauh berbeda dengan dia yang sekarang berjalan beriringan dengan ku, mentari diufuk timur yang selalu menghiasi bibirnya termakan kabut hingga membuatnya pucat pasi dan hampir senada dengan kemeja yang Ia kenakan sekarang.
“sudahlah”(kata Ahmad)
“eheh,,,ya ahmad??Bagaimana kabarmu??”
“seperti yang kamu lihat,,kamu sendiri??”
“Alhamdulillah baik,,,”
“Sa,,,ku sengaja menemuimu untuk minta rela jika ada salah ku yang tak ku ketahui terhadapmu”
Bingung,,,,
“ya,,,sama-sama ku juga’
“baiklah ,,,,terimakasih ya sa,,” oh,,ya,,,kita punya jalur beda di depan sana, sampai bertemu lagi di lain waktu,,,Assalamualaikum,,,”
“Wa’alaikimsallam,,,” senyum yang menyertai salam itu, rona kebahagiaan yang dulu kulihat berada disanasekarang, masih ku pandangi pungung temanku itu  hingga tubuhnya di telan gang pun aku masih berada dalam alam tak sadar,,,hingga tak merasakan getaran nada panggilan selulerku dan menjerit dari tadi,,,,”sinta memanggil”
“sa,,,sa,,,sa,,,,”
“wa’alaikumsallam,,,,”ada apa sin???”( kebiasaan sinta kalau bertamu selalu lupa salam )
“Anu,,anu,,,kau ingat teman kita yang seopesa dulu si Ahmad,,,??”
“Ahmad,,, maksudmu Ahmad Fallahuddin,,,??”
“iya,,,iya,,,Aku baru aja dapat kabar dari teman-teman kalau Dia sudah meninggal baru saja,,,!!”
“Apa,,,??”,,,,,tut,,,,tut,,,tut…
***
Ahmad Fallahuddin,,,nama lengkapnya. Teman satu opesa yang telah mengukir kenangan di akhir hayatnya, pesan singkat yang selama tiga hari itu membuatku penasaran adalah ulahnya dalam keadaan sakit anemia yang bersarang di butuhnya selama ini hingga Sang pemberi nyawa meminta kembali hak_Nya.
Terimakasih kawan, semoga kau dapat tersenyum seperti ketika kau terakhir mengucapkan salam padaku,,,Amiin
Pesan yang ingin ia sampaikan di hari-hari sisa nafasnya, bahwa tak ada seorangpun yang mengetahui kapan kita akan di panggil, mengingat_Nya sebelum tidur akan membawa kesejukkan kala pagi menjelang.

Di atas daun yang hijau,
sebutir embun terjatuh
Embun itu akan  tetap disana
selama tak ada sesuatu
yang menggoyangkan dahan pohon itu,
Di jalan setapak ini
kau ukir sebuah penyejuk untukku,
untuk melewati bongkahan batu
 di hadapan pelupuk mata

terimakasih kawan,,,



Comments

Popular posts from this blog

Kumpulan contoh RPP Bahasa Inggris.

Kunjungan Tambang di Satui

Manfaat belajar introduction to Linguistics