Khoiroh

Berdiri dengan pakaian terbaikku. Masih di depan cermin mematut diri. Memandang mata sayuku. Mencoba menyamarkan bengkak itu. Biarlah. Akhirnya aku menyerah. Tidak akan ada yang menyadari. Aku hanya akan sebentar saja berada disana. Sekedar mengucapkan salam pada kedua mempelai yang berbahagia. Hari ini adalah hari bahagia sahabatku. Sebenarnya aku ragu-ragu untuk menghadiri acara ini. Tapi aku tak bisa membayangkan kekecewaan sahabtku jika aku tak datang, Ya,,, Sahabatku. Sahabat special. Hanya perlu tiga puluh menit untuk sampai ke tempat acara akad nikah sahabatku. Memasuki halaman parkir masjid Babussalam aku disambut oleh seorang petugas parkir yang sudah bersiap disana. Menghampiriku. Membentangkan tanganya memberi arah padaku menuju tempat parkir yang masih kosong. Para tamu undangan sudah berdatangan. Ramai. "Terimakasih dek" seruku pada tukang parkir yang baru saja membantuku memarkirkan sepeda motor. Semoga aku tidak salah memanggilnya dek, kurasa umurnya jauh di

Pondok libur selama satu minggu. Sudah terbayang tujuh hari kedepan kegiatan harianku. Kamar-buku-dapur-ngaji (sebentar,,,,kok sebentar ya ngajinya,,hehe). Tapi bayangan jadwal itu akan segera berubah. Jum'at malam ba'da Isya'. Ada panggilan ke kantor dari pengasuh "Besok ikut ke Haul Guru Sekumpul" Aku hanya senyum "gak papa Tadz kalau saya tinggal" (karena sebelumnya memang ada pemberitahuan tinggal). "melok o Ndok" kata Tadz Ghofar yang masih fokus sama komputer (Beliau ini,,,susah banget kalau mau nolak, lembut banget sih orangnya,,,hehe) "Jam berapa besok Ustadz?" "Pagi" kata Pengasuh