Aku @ Haul Abah Guru Sekumpul ke-12

Pondok libur selama satu minggu. Sudah terbayang tujuh hari kedepan kegiatan harianku. Kamar-buku-dapur-ngaji (sebentar,,,,kok sebentar ya ngajinya,,hehe). Tapi bayangan jadwal itu akan segera berubah.

Jum'at malam ba'da Isya'. Ada panggilan ke kantor dari pengasuh
"Besok ikut ke Haul Guru Sekumpul"
Aku hanya senyum "gak papa Tadz kalau saya tinggal" (karena sebelumnya memang ada pemberitahuan tinggal).
"melok o Ndok" kata Tadz Ghofar yang masih fokus sama komputer (Beliau ini,,,susah banget kalau mau nolak, lembut banget sih orangnya,,,hehe)
"Jam berapa besok Ustadz?"
"Pagi" kata Pengasuh

Sabtu, 1 April 2017
Persiapan hanya beberapa lembar baju dan perlengkapan lainya. Kata sahabatku cukup persiapan Do'a karena Do'a apapun tak rugi. Well...Rencana jam tujuh pagi berangkat gagal. Mobil terlambat datang dan baru berangkat sekitar pukul 07.45 . Rombongan kami ada dua mobil. Satu mobil LUXIO pondok isinya Asatidz dan AVANZA putih Santri. Bismilah


Dingin. Rintik hujan mulai menyapa perjalanan kami. Walaupun pusing, jaket cukup membantu meringankanya. Tidur di mobil gak bisa. Anak-anak disebelahku tidur. Gak ada temen ngobrol. So, duet bareng artis-artis terkenal ibukota aza (dari mp3 mobil,,,haha,,,,sesumbang-sumbangnya saya sumbangkan). Lumayan lah mualnya berkurang.

Pemberhentian pertama Rumah Santri 1. Kami dijamu Wali Santri. Sebenarnya gak bisa habis makan trus naik kendaraan. Takut mual. Sarapan tadi pagi aza habis sholat subuh (ada yang nanya,,sahur ka'???,,,ha) Tapi sedikit lah untuk menghormati. Lanjut lagi perjalanan. Hujan sudah mulai reda. Namun dingin tetap saja tersisa.

Supir kami (Pak De) lelah,,,jadi kami berhenti dulu,,,Lima belas menit cukup kata beliau. Kami (penumpang) tetap stay di mobil.

Lanjut lagi perjalanan dan mobil Babussalam sudah menunggu di Masjid Cantung (ah,,,lupa aku nama Masjidnya (sekalian Sholat dzuhur dan jama' Ashar). Dan Masya Alloh,,,barisan gunung berdiri adalah permandangan yang tersaji selama perjalanan sebelum singgah lagi di rumah santri 2. Barisan gunung putih yang ditumbuhi pepohonan besar sungguh Maha Karya Sang Pencipta yang sayang untuk tidak diabadikan. Indah. Suasana jalan sepi. Aku membayangkan kalau malam gimana jadinya daerah ini. Gak ada lampu. Gak ada rumah warga. Gak ada aktifitas kendaraan (ada tapi jarang). Mungkin indahnya barisan gunung ini akan berubah menjadi horor seperti pada film-film ABG (Anak Buah Gerandong)..(Ah mulai deh penyakitku,,,,Maap2).

Ini sedikit yang bisa di abadikan

Kalau lihat langsung kerennya nambah,,,^_^


Selanjutnya singgah di rumah santri 2. Tapi cuma sebentar dia hanya mengambil sesuatu dan pamit ke orang tuanya.

Well,,,cuz lagi area Srongga - Batulicin dan kami singgah di Warung Sederhana Jawa Timur. Aku dan dua santri lainya tetap stay di mobil. Masih kenyang dan trauma mual di kendaraan adalah momok yang sangat menakutkan. Lebih baik mencegah dari pada mual nanti. Beberapa kali dapat panggilan untuk turun. Tapi kami masih kekeh untuk menolak.

Ini namanya salah fokus,,ha,,,padahal berhentinya disebelah warung makan ini,,,hehe
Lukisan langitnya,,,,cantek

Continue,, perjalanan di sekitar Pagatan sudah mulai ramai. Aku baru sadar kalau hari itu sudah tanggal 1 April. Kurang lebih satu minggu lagi acara adat tahunan akan digelar dengan sentuhan modern. Stand-stand penjual sudah mulai didirikan. Aku belum pernah keacara puncaknya. Tapi dari beberapa info temen-temen, akan ada panggung utama yang nantinya akan menampilkan artis2 ibukota. Semacam pasar rakyat lah jika aku boleh mengatakan, karena selain jajanan khas daerah setempt akan ada banyak obral-obral.
Kami girang melihat hamparan pantai luas di depan sana, semakin sumringah ketika mobil LUXIO memberi isyarat berhenti. Lima belas menit memanjakan mata di pantai Pagatan. Aku langsung membaur dihamparan pasir luas, tapi setelahnya aku menghampiri penjual pentol ikan khas pagatan, karena gak ada lagi ditempat lain. Jadi nimbrung fotonya dikit aza.   

Sayangnya lukisan awan gak kena shoot,,padahal cantik banget


Mana wajah2 mual ini,,,hehe,,,sigar berataan,,,ha
Asatidz,,,,ngasoh


Perjalanan lanjut lagi sampai adzan Maghrib terdengar. Di masjid Sungai Loban kami menunaikan Shalat Maghrib dan Isya'. Next traveling. Capek. Anak-anak bertanya-tanya kapan sampai. Mungkin mereka belum pernah melakukan perjalanan selama ini. So, dengan gaya penyiar radio aku memulai karaoke bersama, waktu itu lagu BCL yang judulnya Suni.
"lagu special untuk kalian semua, BCL-Suni, selamat mendengarkan"
"Wah,,k' isyfi ini, cocok-cocok",,seru salah satu sun_3
"gak nyangka k'is ne heboh juga"
haha,,,,kalian belum kenal aku aza,,akan banyak keanehan lain yang akan kalian temukan,,,(kami ketawa bareng). Kamipun hanyut bareng melepas lelah. Kami sudah sangat lelah jadi semakin heboh di mobil. Ustadz Ghofar senyum-senyum aza mendengarkan ulah kami (dari pantai pagatan tadi Udtadz Ghofar yang menggantikan Pak De di belakang kemudi). Sesekali beliau menimpali "Apotek mana ya,? perlu obat semua ini",,,^_^.
Kehebohan kami terhenti karena ada intruksi "makan dulu" waduh,,antara senang dan tidak ini. Senang karena perut sudah sangat lapar, tidak karena takut mual. "nanti gak ada makan lagi lo,,sampai besok pagi" ah,,,oke lah turun. Bismillah.

Pukul 23.30 dini hari
Kami sampai di tempat penginapan teman Pengasuh. Sebenarnya ini bukan penginapan, sebuah ruko yang belum ditempati. Tapi nyaman banget. Sayangnya, karena terlalu lelah jadi susah tidur. Gak karuan tingkah. Dua jam lebih hanya guling kanan, kiri, duduk, berdiri, berebah lagi. Sampai pengen nangis. Bayangin, ngantuk berat tapi gak bisa tidur. Teman-teman yang lain sudah lelap semua. Sendiri. Terima Kasih untuk sahabatku yang malam itu menemani. Sampai akhirnya tertidur dan alarm pukul 4.05 membangunkan.

Tempat kami menginap,,itu yang ada anthena parabola

Dapat kabar dari Anak-anak kalau kita baru akan berangkat ziaroh nanti sekitar jam 10 pagi.
"jalan yok k'" kata salah satu sun_3
"ok" sambutku semangat.
Suasana area sekumpul pagi itu sudah nulai ramai. Semua berbondong-bondong berjalan menuju Mushola Ar-Raudhah.
Kami berjalan kearah sebelah kanan tempat kami menginap....gak tahu arah jalan, asal jalan aza, dan mengingat toko-toko besar di sekitar penginapan sebagai petunjuk pulang. Melewati Komplek Pangeran Antasari-Polres Banjarbaru (waktu itu pas ada apel pagi untuk persiapan acara, mas-mas eh salah mungkin masih adek-adek berseragam polisi berbaris rapi, keren-keren,,he).

Di sepanjang jalan sekumpul sudah padat dengan jama'ah dan juga para pedagang kaki lima dengan stand-stand dagangan masing-masing. Rapi. Kami berjalan hati-hati takut berdesakan. Kami menyebrang dan menemulan area parkir luas yang sudah penuh dengan deretan mobil. Ternyata itu adalah pasar. Terharu melihat antusias warga sekumpul memuliakan Guru Zaini. Keriuhan pasar hari itu tak berjalan sepenuhnya. Kompak tutup atau memang disuruh tutup. Gak tahu, yang pasti hanya lapak sayur mayur yang masih beraktifitas.

Kami  berjalan lagi sampai menemukan stand "Kopi dan Teh Gratis untuk Jama'ah". Kami singgah. Cari berkah kata temanku. Aku menuangkan segelas Kopi dan temanku segelas Teh. Masya Alloh ternyata masih banyak stand-stand gratis yang berdiri disini. Makanan, jajanan, posko kesehatan dan itu atas inisiatif mereka sendiri bukan dari panitia Haul. Makanannya pun tak sesederhana, nasi bungkus lauk mie goreng atau telur bulet. Makanan yang disajikan lumayan menggoda imron,,he. Kami hanya melihat kesibukan peladen di stand-stand gratis itu. Semuanya tak lain hanya untuk mendapatkan berkah guru Zaini. Tak hanya itu, karena area kendaraan sudah ditutup di beberapa ruas jalan atau Car Free day. Sekarang yang nampak adalah lautan manusia. Disepanjang jalan itu. Aqua gratis, snack-snack dibagikan cuma-cuma. Ruko-ruko pasar sudah kosong berganti dengan karpet-karpet yang disediakan dan siap untuk menampung jama'ah. Teras rumah warga juga disediakan untuk menampung jama'ah untuk acara malam itu. Malah kata temanku, orang-orang sini akan sangat senang jika ada Jama'ah yang bersedia menginap jika mereka tidak menemukan penginapan. Subhanalloh, Mereka berlomba-lomba untuk mendapat berkah Guru Zain, bahkan untuk hal kecil seperti memberi koran gratis (buat alas). Masih ada lagi, hampir setiap rumah mengadakan selamatan. Memasak beberapa makanan yang kemudian dibacakan do'a untuk Guru.

To be Continued



Comments

Popular posts from this blog

Kumpulan contoh RPP Bahasa Inggris.

Kunjungan Tambang di Satui

Manfaat belajar introduction to Linguistics