Kubuat Sederhana, Biarpun Luka

Berat mengambil keputusan ini. Setiap kali rindu ini hadir, ingin sekali aku melompat dari dinding pemisah ini, Tertawa denganmu lagi, berbagi cerita denganmu lagi, menyapa dengan bahasa kiasan yang sering kita lakukan.

Tapi mimpi ini terlalu tinggi untuk ku gapai
Jika hanya perasaanku atau perasaanmu, aku bisa menahannya dan mungkin mudah saja aku mengobatinya.

Tapi ini tentang orang-orang disekitar kita
Walapun babe tak memintaku secara langsung untuk tinggal, coba lihatlah babe!! kondisinya semakin lemah dan bayangan buruk ini selalu menghantuiku, intinya aku berat meninggalkan babe.

Dan juga mana mungkin aku tega merobohkan mimpi-mimpi yang dirangkai oleh ibumu sejak dulu. Tak lelah beliau menyiramnya setiap hari, berharap kamu akan mengharumkan orang-orang disekitarmu. Sudah cukup kesabarannya hanya untuk ayahmu, apalagi jika nanti ditambah aku. Tidak, aku tidak sejahat itu.

Kau harus mendapatkan sugamu, walaupun nanti bukan denganku.

Karena jikapun kita bersama, Bagaimana aku akan mendapatkan surgaku (menentangmu), sedangkan kau sendiri tak mendapat surgamu (Ridho Ibumu)

Bukanya aku ingin mendahului Sang Maha BERKUASA. Karena satu detik kedepanpun kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku bisa saja mengabaikan hatiku, tapi aku harus mulai terbiasa. Belajar tanpamu. Ma'afkan aku. Inilah Pilihanku. Dan ini adalah Takdir_NYA untuk kita.

Waktu.

Itulah yang mendukungku mengambil keputusan ini
Bukan untuk menghapus tentang kita, karena itu tak mungkin bisa kulakukan

Tapi, melewati lembaran-lembaran itu
Lembaran-lembaran indah bersamamu

Hanya harapan semoga waktu mampu menemanika tertatih menuju lembaran baru. sendiri. sementara.

Karena Do'a yang akan mencari jalan untuk Bersama. Itu yang menjadi keyakinanku. Berharap kejutan indah  akan menyapa kita nanti.

yang tak lagi membuat siapapun menangis

Amin.